Sabtu, 15 Februari 2014

Tak pernah kah kau sadari?

Diam dalam seribu tanya yang tersirat dalam benakku. Kita dipertemukan dalam suatu ketidaksengajaan, dalam sebuah alur cerita cinta yang pada awalnya ku kira akan selalu indah. Tetapi, memang benar
Tidak segalanya kehidupan didunia ini akan berakhir pada kebahagiaan semata, tetapi dibalik kebahagiaan tersebut kita harus dapat merasakan seperti apa pahitnya luka agar kita lebih dapat mengerti apa arti kekuatan diri yang dapat menjadikan pacuan untuk merubah diri kita ke arah yg lebih baik lagi.
Aku tau dalam setiap pertemuan, perpisahan selalu ada. Perpisahan yang membuat segalanya sia2, sangat menyedihkan memang. Tetapi akankah akan selalu seperti ini? Sanggupkah aku untuk menahan setiap titik airmata ku? Lalu aku bisa apa untuk membuatmu percaya bahwa masih ada aku seseorang yang sangat mengharapkan kehadiranmu didalam hidupku? Mungkin aku berbohong kepada hatiku dan hatimu, ya kita telah tega membiarkan hati kita terombang-ambing dalam kehancuran hati. Tak pernah kah kau sadari? Tak pernah kah kau rasakan sedikit saja? Bahwa kehilanganmu membuat airmataku tak dapat terbendung lagi, aku tak dapat mengungkapkan lagi apa yang kurasakan, dan air mata ku akan terus menjadi bukti nyata bahwa airmata ini mengatakan bahwa ia tak dapat lagi mengalir. Sikapmu yang acuh tak acuh, membuatku merasa; aku tak lagi dibutuhkan dihidupmu, kini aku bukanlah seseorang yang kau sayangi (lagi) bukan lagi seseorang yang (dapat) membuat mu tersenyum dalam setiap harimu. Mungkin kini, hidupmu lebih sangat berarti karna tak ada lagi seseorang yang membuat mu terpancing amarah. Segenap jiwa ragaku bagaikan hilang ditelan rasa kerapuhan hati ini, mengancurkan segala harapan yang sudah berdiri kokoh dihati ini. Mengapa kekecewaan ini terus mendera dan terus menerpa ku bagaikan ulat yang masuk menggerogoti bagian-bagian sel hatiku yang telah musnah hilang ditelan nestapa malapetaka kehancuran hatiku. Kebahagiaanku terbang jauh, dan kini lenyap entah berantah seperti apa jadinya. Luka yang hadir sedikit demi sedikit, kini menerjang hatiku, hati yang telah tergores oleh kelemahan cinta yang sangat memurkai hatiku. Menjadikan ku seseorang yang tak karuan, yang merubah segalanya menjadi suatu kelemahan semata, kelamahan karna segala kondisi yang telah menghantui ku. Harapanku hilang ditelan asa, kepada kamu yang menyia-nyiakan setitik pengharapan yang telah aku tanamkan dihati ini setelah berabad-abad lamanya. Ia kurungkan hatiku, ia penjara kan cintaku, dan ia butakan segenap mata hati dan telinga ku untuk kepada cintanya yang semu semata? Yang membuat alam menertawakan ku bahwa aku telah lemah dihadapannya? Mengapa cinta sejati tak dapat berpihak kepada aku yang sudah jelas tulus mencintainya? Mengapa segalanya yang sempat menyinggahi hatiku pasti akan selalu berakhir dengan luka? Apakah mungkin ini yang dinamakan takdir cinta? Tuhan, bantu aku untuk dapat merelakan ia yang telah dapat hidup tanpa aku. Bantu aku mengubur segala cerita indah, yang selama ini masih teringat jelas dalam pikiranku.
Jika kamu tidak lagi berbahagia dengan aku, carilah teman hidupmu yang lebih dari segalanya (seseorang yang bukan aku), temukanlah cinta yang lain. kali ini aku merelakanmu dengan sepenuh hatiku. tapi satu hal yang harus kamu ketahui seseorang itu tak akan lagi mencintaimu setulus hatinya, seperti aku yang mencintaimu dengan segala kekuranganku. Seseorang yang membahagiakanmu adalah orang yang akan menyakitimu, karena orang yang paling kamu cintai adalah orang yang mampu mengecewakanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar